MENANGGULANGI DAMPAK NEGATIF PENGGUNAAN INTERNET DAN SOSIAL MEDIA TERHADAP ANAK
Penggunaan
internet dan sosial media seperti Facebook, WA, Instagram, dan lain sebagainya
adalah hal yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan saat ini, hal tersebut
juga sudah merambah pada dunia anak. Jaman sekarang sudah menjadi pemandangan
lumrah ketika anak seusia taman kanak-kanak bahkan anak-anak PAUD sudah dengan
lincah memainkan jari jemarinya dilayar smartphone maupun PC tablet.
Pengenalan
internet dan sosial media yang terlalu dini ini mengakibatkan mau tidak mau
orang tua harus ekstra waspada terhadap dampak yang bisa terjadi dari kebiasaan
tersebut.
Pengenalan
internet sehat dan aman ini menjadi sangat penting manakala kita menyadari,
bahwa dalam bersosialisasi di dunia maya, anak tidak boleh begitu saja dilepas.
Pendampingan dan pemberian pemahaman yang baik bagaimana mereka harus
berperilaku itu sangat penting, agar anak tidak terjerumus ke dampak buruk
internet.
Agar
penggunaan smartphone, komputer atau laptop lebih optimal dan di jalankan
dengan baik dan benar, berikut ada beberapa metode pemecahan masalah agar
dampak negatif tertanggulangi.
1.
Mempertimbangkan pemakaian internet dalam
pendidikan, khususnya untuk anak di bawah umur yang masih harus dalam
pengawasan ketika sedang melakukan pembelajaran dengan internet. Analisis
untung ruginya pemakaian.
2.
Tidak menjadikan internet sebagai media atau
sarana satu-satunya dalam pembelajaran, misalnya kita tidak hanya mendownload
e-book, tetapi masih tetap membeli buku-buku cetak, tidak hanya berkunjung ke
digital library, namun juga masih berkunjung ke perpustakaan.
3.
Pihak-pihak pengajar baik orang tua maupun guru,
memberikan pengajaran-pengajaran etika dalam ber- internet dan sosial media
agar dapat dipergunakan secara optimal tanpa menghilangkan etika.
4.
Perlu ada kesadaran peran dan kerjasama antara
seluruh pengguna lanyanan internet.
5.
Menggunakan software yang dirancang khusus untuk
melindungi ‘kesehatan’ anak. Misalnya saja program nany chip atau parents lock
yang dapat memproteksi anak dengan mengunci segala akses yang berbau seks dan
kekerasan.
6.
Letakkan komputer atau laptop di ruang publik
rumah, seperti ruang keluarga atau ruang belajar, dan bukan di dalam kamar
anak. Meletakkan komputer di dalam kamar anak, menurut akan mempersulit
orangtua dalam hal pengawasan. Anak bisa leluasa mengakses situs porno atau
menggunakan games yang berbau kekerasaan dan sadistis di dalam kamar terkunci.
Bila komputer berada di ruang keluarga, keleluasaannya untuk melanggar aturan
pun akan terbatas karena ada anggota keluarga yang lalu lalang.
7.
Untuk mencegah kecanduan orang tua perlu membuat
kesepakatan dengan anak soal waktu bermain komputer dan smartphone. Sehingga pada
usia yang lebih besar, diharapkan anak sudah dapat lebih mampu mengatur waktu
dengan baik.
Jadi,
solusinya adalah kita jangan sampai mengatakan tidak pada teknologi (say no to
technology) karena jika kita berbuat demikian, maka kita akan ketinggalan
banyak informasi yang sekarang ini informasi-informasi tersebut paling banyak
ada di internet. Kita harus mempertimbangkan kebutuhan kita terhadap teknologi,
mempertimbangkan baik-buruknya teknologi tersebut dan tetap menggunakan etika,
juga tidak lupa jangan terlalu berlebihan agar kita tidak kecanduan dengan
teknologi.
Selain itu
dengan teknologi yang sederhana asal dimanfaatkan dengan maksimal, maka
teknologi itu akan menghasilkan kualitas yang optimal. Seperti juga Facebook,
WA, Instagram, Twitter dan jejaring sosial lainnya apabila dimanfaatkan dengan
baik, maka akan bisa memberikan manfaat bagi kita. Yang terpenting adalah dari
diri kita sendiri untuk menggunakan teknologi modern ini secara sehat. Facebook
pada dasarnya adalah sarana, sebuah hasil karya teknologi informasi komunikasi
yang bertujuan memudahkan hidup kita. Facebook dapat menjadi sarana berbagi
informasi, hiburan, menambah jaringan pertemanan, dan banyak hal positif lainnya.
Facebook di tangan yang salah adalah juga alat untuk melakukan kekerasan,
pelecehan, bahkan tindak kriminal seperti penipuan, pemerasan, dan sebagainya. Semoga
Bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar