WELCOME TO MY BLOG

Terima Kasih Sudah Berkunjung, Semoga bermanfaat

If opportunity does not come, then create it

Jika kesempatan tidak datang menghampiri, maka ciptakanlah.

If you have only one smile in you, give it to the people you love

The more you like your self, the less you are like anyone else, which makes you unique.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 30 Oktober 2016

Muhammad SAW Sang Entrepreneurship sukses

Sejak kecil tepatnya saat berumur 12 tahun, Muhammad sudah diperkenalkan tentang bisnis oleh pamannya, Abu Thalib, dengan cara diikutsertakan dalam perjalanan bisnis ke Suriah.


Pengalaman perdagangan (magang) yang diperoleh Muhammad dari pamannya selama beberapa tahun manjadi modal dasar baginya disaat memutuskan untuk menjadi pengusaha muda di Mekah. Beliau merintis usahanya dengan berdagang kecil-kecilan di sekitar Ka’bah.

Dengan modal pengalaman yang ada disertai kejujuran dalam menjalankan usaha bisnisnya, nama Muhammad mulai dikenal dikalangan pelaku bisnis (investor) di Mekah.

Dalam kurung waktu yang tidak cukup lama, Muhammad mulai menampakkan kelihaiannya dalam menjalankan usaha perdagangan bahkan beberapa investor Mekah 
tertarik untuk mempercayakan modalnya untuk dikelolah oleh Muhammad dengan prinsip bagi hasil (musyarakah-mudharabah) maupun penggajian. Pada tahapan ini Muhammad telah beralih dari business manager (mengelola usahanya sendiri) menjadi investment manager (mengelola modal investor).

Dengan modal yang sudah relatif besar, Muhammad memiliki kesempatan untuk ekspansi bisnis untuk menjangkau pusat perdagangan yang ada di Jazirah Arab. Kejujuran beliau dalam berbisnis sehingga dikenal olah para pelaku bisnis sebagai Al-Amin menjadi daya tarik bagi kalangan investor besar untuk menginvestasikan modalnya kepada Muhammad, salah satu di antaranya adalah Khadijah yang di kemudian hari menjadi Istri pertama beliau.

Di usia 25 tahun, usia yang masih relatif muda, Muhammad menikah dengan Khadijah, seorang pengusaha sukses Mekah. Secara otomatis Muhammad menjadi pemilik sekaligus pengelola dari kekayaan Khadijah. Penggabungan dua kekayaan melalui pernikahan tersebut tentunya semakin menambah usaha perdagangan mereka baik secara modal maupun penguasaan pangsa pasar. Pada tahapan ini Muhammad sudah menjadi business owner.

Setelah Muhammad menikah dengan Khadijah, beliau semakin gencar mengembangkan bisnisnya melalui dengan ekspedisi bisnis secara rutin di pusat-pusat perdagangan yang ada di jazirah Arab, beliau intens mengunjungi pasar-pasar regional maupun Internasional demi mempertahankan pelanggan dan mitra bisnisnya. Jaringan perdagangan beliau telah mencapai Yaman, Suriah, Busara, Iraq, Yordania, Bahrain dan kota-kota perdagangan Arab lainnya.

Saat menjelang masa kenabian (berumur 38 tahun) di mana waktunya banyak dihabiskan untuk merenung beliau telah sukses menjadi pedagang regional dimana wilayah perdagangannya meliputi Yaman, Suriah, Busra, Iraq, Yordania, Bahrain dan kota-kota perdagangan Jazirah Arab lainnya. Pada tahapan in beliau telah memasuki fase yang menurut Robert T Kiyosaki disebut financial freedom.

Kehebatan berbisnis Muhammad bisa dilihat dalam sebuah riwayat yang menceritakan bahwa beliau pernah menerima utusan dari Bahrain, Muhammad menanyakan kepada Al-Ashajj berbagai hal dan orang-orang yang terkemuka serta kota-kota yang terkemuka di Bahrain. Pemimpin kabilah tersebut sangat terkejut atas luasnya pengetahuan geografis serta sentral-sentral komersial Muhammad. Kemudian al-Ashajj berkata “sungguh Anda lebih mengetahu tentang negeri saya daripada saya sendiri dan anda pula lebih banyak mengetahui pusat-pusat bisnis kota saya dibanding apa yang saya ketahu. Muhammad menjawab “saya telah diberi kesempatan untuk menjelajahi negeri anda dan saya telah melakukannya dengan baik.” (Syafi’i Antonio, 2007).

Demikianlah perjalanan sukses bisnis Muhammad sebelum resmi menjadi seorang Nabi yang jarang disampaikan kepada generasi-generasi muda di saat ini. Pemahaman yang utuh tentang biography kehidupan beliau akan menghindarkan terjadinya pemahaman yang sempit tentang diri Rasulullah. Banyak orang yang mengaggap Rasulullah sebagai orang yang miskin padahal justru sebaliknya beliau adalah sosok pebisnis yang sukses.

Melalui momentum ini kiranya perlu mengangkat tema kesuksesan Muhammad sebagai pelaku bisnis demi memacu munculnya pengusaha-pengusaha muda di kalangan Muslim.

Sebagaimana kita ketahui jumlah wirausahawan di Indonesia masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara maju di dunia. Dari total penduduk Indonesia, 231, 83 juta jiwa hanya sekitar 2 persen saja yang berwirausaha atau sebesar 4, 6 juta. Tentunya jumlah ini sangat kecil sekali jika negeri ini menginginkan penduduknya untuk semakin kuat dan mandiri secara ekonomi.

Negara-negara maju relative memiliki persentasi wirausahawan yang relatif tinggi dari jumlah penduduknya. Persentase penduduk Singapura yang berwirausaha mencapai 7 persen, China dan Jepang 10 persen dari total jumlah penduduk mereka. Sedangkan yang tertinggi adalah Amerika Serikat sebesar 11, 5-12 persen. 
Dngan permasalahan ini, kita perlu mengkampanyeka pentingnya berwirausaha seperti apa yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai solusi untuk menyelesaikan persoalan umat yaitu kemiskinan dan pengangguran


Jumat, 21 Oktober 2016

JJM DAPODIK 2016 UNTUK SD KURIKULUM KTSP (Kelas 2, 3, 5 ,6) KURIKULM 2013(Kelas 1 dan 6)

Masalah pada pengisian Jumlah Jam Mengajar (JJM) untuk Kepala Sekolah Dasar tentunya menjadi perhatian tersendiri oleh operator dalam memperbarui sistem pendataan di Dapodik. Adanya kasus tidak liner jam Kepala Sekolah dibeberapa lembaga membuat Operator sekolah harus ekstra hati-hati dan teliti dalam mengisikan JJM guru dan Kepala Sekolah.

Pada kurikulum KTSP, Kepala Sekolah atau Wakasek, berhak mendapatkan JJM Linier 18 dari tugas tambahan sebagai sebagai Kepala Sekolah. Agar JJM Liniernya minimal 24 jam tercapai sebagai syarat mendapat Tunjangan, maka 6 Jam tambahannya ditambahkan dari jam mengajar sesuai kode sertifikasinya. Misalnya jika guru kelas, maka tambahan 6 jam itu adalah 2 Jam di kelas 4, 5, dan 6 yang diisikan di pembagian rombongan belajar (rombel) pada Aplikasi Pendataan Dapodik. Mapping rombel Kepsek/Wakasek harus pada kelas tinggi yaitu kelas 4, 5 dan 6. Sangat disarankan untuk Kepala Sekolah/Wakasek lebih baik mengajar bidang studi PKn. Dari banyak contoh kasus, bidang studi ini dipastikan linier.

Akan tetapi bagaimana dengan Sekolah yang mulai menerapkan Kurikulum 2013 untuk kelas 1 dan 4 pada tahun pelajaran 2016/2017? Dalam kesempatan ini saya akan memberikan contoh pengisian JJM Guru dan Kepala Sekolah dimana berlaku Kurikulum 2013 untuk kelas 1 dan 4, contoh ini saya ambil dari Dapodik di sekolah saya sendiri.










by Mas Han
SD Negeri Sidomulyo I


Selasa, 18 Oktober 2016

Catatanku, Trip to Magelang & Jogja

Kali ini dalam rangka mendampingi adik - adik kelas 5 dan 6 SD Negeri Sidomulyo I Kebonagung, kutempuh perjalanan cukup jauh dari kotaku, sekitar 154 Km atau 6 jam perjalanan darat dengan Bus. Berangkat dari kotaku sekitar pukul 23.30 WIB menempuh perjalanan melalui Jalur Lintas Selatan (JLS) Praci, Wonogiri yang sedang dikerjakan cukup membuat kenyamanan kami berkurang karena medan jalan yang memang sedang amburadul

Meskipun tujuan dari perjalanan ini adalah mendampingi adik-adik di kelas 5 dan 6 SD Negeri Sidomulyo I yang melakukan study tour ke Objek Wisata Sejarah Candi Borobudur dan Museum Dirgantara Mandala serta ke Taman Pintar Yogyakarta, tapi ada misi khusus yang memang sudah kurancang jauh-jauh hari, yaitu melepas penat dan refreshing di Malioboro, karena memang pekerjaan belakangan ini cukup menyita waktu dan memaksa pikiran untuk melupakan yang namanya santai. Jadi mumpung ada kesempatan gunakan sebaiknya untuk merefresh sejenak hati dan fikiran, sambil menyelam minum air, begitulah mungkin pribahasa yang pas, (kalo kurang maaf, karena saya bukan guru Bahasa Indonesia)

Daripada dokumentasi kegiatan hanya ngumpet bersembunyi didalam folder komputerku, ku bagi deh dengan siapa aja yang mampir di blog ini, 





































 




Thanks mas Aris "Gareng" Hermawan, S.Pd.SD
Mbak Anita Ratnasari, ST
Mbak Setyawati, S.Pd

Kamis, 13 Oktober 2016

Proses Pendampingan Guru untuk Kurikulum 2013

Untuk meraih hasil maksimal dalam penerapan kurikulum 2013 di tingkat Sekolah Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melakukan program pendampingan untuk guru Sekolah Dasar yang melaksanakan kurikulum 2013 di Tahun 2016 ini. di Kecamatan Kebonagung ada empat sekolah inti yang melaksanakan Kurikulum 2013 untuk kelas 1 dan kelas 4, yaitu SDN Kebonagung, SDN Karanganyar I, SDN Sidomulyo I dan SDN Ketro I.

Pendampingan guru diperlukan untuk melihat sejauh mana guru berhasil mempraktikkan konsep kurikulum 2013 di kelas.

Pengawas Sekolah Dasar Gugus 03 dari UPT TK dan SD Kecamatan kebonagung, Sri Purwaningsih dalam perbincangannya di SDN Sidomulyo I menuturkan proses pendampingan dilakukan melalui sistem In-On, in house training dan on job training, selama lima kali. “Semua guru, baik guru tematik dan guru mata pelajaran termasuk kepala sekolah akan diberi pendampingan,” ujar Sri.


Pertama melakukan pertemuan awal (in) untuk mendiskusikan materi pendampingan, agenda kegiatan dan informasi lain yang dibutuhkan. Selanjutnya guru melaksanakan proses pendampingan di dalam kelas. Disini guru pendamping melakukan pengawasan dan penilaian (on) pelaksanaan kurikulum 2013.

Setelahnya, kembali melakukan diskusi pembahasan jika ada hal-hal yang perlu diperbaiki dan merumuskan langkah-langkah perbaikian. Keempat, guru kembali mengajarkan dikelas melakukan perbaikan sesuai hasil observasi (on) sebagai tindak lanjut pendampingan. Terakhir, guru menyusun laporan proses dan hasil pendampingan (in).



Selasa, 11 Oktober 2016

NASIB GURU HONORER MASIH MENGAMBANG

Ratusan guru honorer terancam jadi korban kebijakan pengalihan wewenang pendidikan menengah (dikmen) untuk jenjang SMA dan SMK dari pemkab ke provinsi. Hingga kini belum ada kejelasan pihak mana yang akan menanggung keberadaan guru honorer tersebut pasca pengalihan. 


 Dinas Pendidikan (Dindik) Pacitan juga terkesan lepas tangan dengan menyerahkan tanggungjawab guru honorer kepada sekolah tempat mereka mengabdi. ‘’Kalau untuk guru honorer murni di SMA maupun SMK tetap menjadi tanggung jawab sekolah masing-masing,’’ jelasKabid Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Pacitan Anna Sri Mulyati, kemarin (9/10).
Sedangkan untuk guru honorer daerah (honda) atau K2 tingkat SMA sederajat, Anna mengatakan, selain mendapatkan honor dari sekolah masing-masing, mereka juga mendapatkan insentif dari daerah. Total ada sekitar 503 guru berstatus nonPNS yang juga ikut dilimpahkan kewenangannya ke pemprov. ‘’Untuk honor mereka selama ini tidak berdasarkan APBD atau APBN,’’ katanya.
Namun untuk kepastian soal nasib ratusan guru honorer itu, dindik masih menunggu hasil pembahasan di tingkat provinsi. Apalagi, hingga saat ini Pemprov Jatim sedang melakukan penyusunan struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) baru untuk tahun 2017. ‘’Jadibesar kemungkinan setelah SOTK baru itu terbentuk akan ditentukan langkahnya seperti apa,’’ ungkapnya.
Meski begitu, Anna mengimbau seluruh guru honorer di Pacitan, khususnya yang mengabdi di SMA sederajatsupaya tidak khawatir. Karena nasib mereka akan tetap menjadi tanggung jawab sekolah masing-masing. ‘’Karena sekolah masing-masing yang akan bertanggung jawab penuh untuk pendanaan mereka. Kan selama ini untuk honor, sekolah yang mengupayakan sendiri,’’ ungkapnya.
Sebelumnya, Dindik Jatim menyatakan tidak bisa sembarangan mengangkat guru honorer. Sebabhal itu berkaitan dengan gaji guru. Berbeda dengan gaji guru PNS, gaji para guru tidak tetap tersebut ditangani pemerintah kabupaten/kota atau sekolah masing-masing.Jika semua guru honorer dipekerjakan, provinsi akan kebingungan membayar gaji mereka.
Terpisah, Ketua PGRI Pacitan Supriyono menuturkan, para guru honorer daerah (honda) selama ini mendapatkan insentif dari APBD sebesar Rp 150 ribu setiap bulan. Sedangkan, tenaga guru honorer murni untuk insentifnya diberikan oleh sekolah tempat mereka mengabdi dengan besaran bervariasi. ‘’Dalam rapat koordinasi dengan Dindik Jatim, PGRI dari kabupaten/kota lain juga menuntut agar insentif yang nantiakan diberikan oleh provinsi disamakan dengan honor yang mereka terima saat ini. Bukan berdasar UMK, karena tiap daerah besarnya beda,’’ teganya.
Terpisah, kalangan DPRD mendesak Dindik Pacitan rutin berkoordinasi dengan provinsi melalui Musyawarah Kerja Kepala (MKK) SMA/SMK setempat. ‘’Sekarang masih sebatas pendataan, soal insentif katanya masih dibahas di provinsi,’’ kata Rudi Handoko anggota komisi II DPRD Pacitan.
Menurutnya, jika insentif guru honorer dikover pemprov, Dindik Jatim harus menyiapkan anggaran hingga triliunan rupiah. Mengingat jumlah tenaga honorer sangat banyak. Bukan hanya di Pacitan, tetapi juga guru honorer dari luar daerah. ‘’Di Pacitan saja jumlahnya ada ratusan guru honorer. Kalau dianggarkan oleh pemprov, kebutuhannya besar. Sementara pemerintah pusat justru tengah melakukan efisiensi anggaran,’’ terang Rudi.
Politikus Partai Demokrat itu berharap dindik tidak lepas tangan dan berkomitmen memberikan kepastian terkait nasib tenaga honorer. Terutama mereka yang berstatus honorer daerah (honda) atau K2. Hal ini sebagai konsekuensi kebijakan penarikan kewenangan aset daerah kepada pemprov dan pemerintah pusat. ‘’Bayangkan kalau tak ada guru honorer, siapa yang akan membantu guru PNS. Karena itu pemkabharus komunikasi dengan pemprov bagaimana gaji guru honorer ini,’’ katanya.
Selain soal gaji atau honor, Rudi menambahkan, program sekolah gratis yang diharapkan para orang tua juga menjadi pekerjaan rumah bagi Pemprov Jatim. Untuk itu diperlukan perhitungan yang matang sekaligus ada anggaran dari APBN untuk membantu program sekolah gratis.
Belum lagi kondisi sekolah di pelosok banyak yang memprihatinkan. ‘’Jangan sampai pelimpahan kewenangan nanti menjadi beban berat bagi orangtua dan pemerintah,’’ papar pria asal Kecamatan Tulakan ini.

Sumber : RADAR MADIUN

Minggu, 02 Oktober 2016

Kota Malang, di Akhir Tahun 2011

Hujan baru saja berhenti, masih menyisakan dingin yang masuk lewat celah jendela rumah, ketika ku duduk di meja kerjaku untuk sejenak merefresh hati dan fikiran setelah aktifitas hari ini. Allhamdulilah, Allah masih memberikan kenikmatan berupa kesehatan dan kehidupan hingga malam ini. Dinginnya malam berbalut sunyi malam menambah suasana menjadi sendu, hanya terdengar suara tombol-tombol keyboard dari komputer kesayangan yang menemaniku. 
Tiba-tiba terlintas sebuah cerita dan kenangan, dimalam yang dingin di akhir tahun 2011. Suasananya hampir sama seperti malam ini. Dinginnya malam kota Malang pernah menjadi saksi dimana aku dan 19 orang "teman seperjuangan" menempuh pendidikan Praktek Kerja Perpustakaan untuk meraih sebuah gelar Ahli Muda Pustakawan. Praktek Kerja Perpustakaan adalah syarat wajib yang harus kami lakukan untuk dapat menyelesaikan study kami dan pilihan kami untuk melakukannya tertuju pada UPT Perpustakaan Universitas Brawijaya, Malang.
Setidaknya hingga saat ini sudah 5 tahun berlalu, tetapi kenangan kebersamaan dengan teman-teman yang kini telah memilih jalan hidupnya masing-masing sangatlah mendalam. Terkadang rasa rindu untuk berkumpul bersama dengan mereka muncul, dan pada akhirnya hanya memunculkan sebuah pertanyaan, Kapan kita bisa kumpul-kumpul lagi?, entahlah.... Esok, Lusa atau suatu hari nanti.
Waktu menjadi satu-satunya alasan untuk kami sulit merealisasikan semua itu. Keluarga sudah menjadi prioritas saat ini, dimana dalam waktu 5 tahun berlalu dari masa itu sebagian besar dari kami sudah menempuh kehidupan baru dalam mahligai rumah tangga.
Hanya harapan kita semua dapat selalu menjalin silaturahmi, meskipun tidak lagi dapat bersama-sama seperti dulu, tetapi dalam kehidupan kita telah terukir sebuah kenangan dalam meraih mimpi, meraih cita-cita bersama di Kota Malang pada akhir tahun 2011.